Writing

7 Cara Mengatasi Rasa Bosan Saat Menulis

Menyulap kegiatan menulis menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan? Mengapa tidak?

Written by Kreta Amura · 3 min read >
Tips Menghilangkan Kebosanan Saat Menulis

Akan saya akui, bahwa menulis memiliki sisi yang begitu menjemukan, dan terkadang membuat seorang penulis merasa bosan. Bagaimana tidak, kegiatan kita, aktivitas kita hanya berkutat di seputar laptop, buku, hp, dan mungkin bahkan sekitar lingkup kamar atau ruang kerja saja.

Rasa bosan akan menimbulkan kemalasan berkepanjangan. Beberapa penulis, menyebut kondisi seperti ini sebagai wrtiters block. Well, sebenarnya saya tidak benar-benar percaya dengan adanya writers block. Bagi saya hal tersebut merupakan suatu gejala untuk menunjukkan rasa bosan dan kemalasan dala menulis.

Kok bisa penulis bosan nulis?

Lah ya bisa to! dan hal tersebut sangatlah wajar. Orang jualan ayam geprek aja mungkin nggak pernah makan ayam geprek saking bosennya dengan aroma, rasa dan bahkan tampilan ayam geprek yang gitu-gitu aja dan setiap hari dilihatnya. Apalagi, seorang penulis yang mungkin sehari bisa mengolah ribuan kata dengan tipo sana-sini, plot hole di setiap sisi, bahkan banyak detail yang kadang membuat frustasi.

Tapi tenang aja, kali ini saya akan membagikan beberapa tips bagi kamu untuk mengatasi rasa bosan saat menulis. Entah itu novel, buku non-fiksi, skripsi, tesis, pokonya semua jenis tulisan bahkan hingga status sosmed dan caption instagram.

1. Mendengarkan Lagu Instrumen

Jika kamu merasa bosan, atau kehilangan inspirasi untuk menulis, maka salah satu cara untuk mengatasinya adalah mengiringi kegiatan menulis dengan mendengarkan lagu instrument atau jenis musik klasik. Sesuaikan irama lagu dengan jenis tulisan yang sedang anda buat.

Jika anda sedang menulis cerita yang menggambarkan sebuah aksi yang menegangkan,  maka pilihlah lagu atau instrument yang memiliki nuansa menegangkan. Mencoba mendengarkan instrument lagu dari film kesukaanmu mungkin akan sedikit membantu.

2. Ditemani Dengan Camilan Ringan

Menulis melibatkan serangkaian proses berpikir, dan dapat membuat batin dan perhatianmu terkuras. Oleh sebab itu, kamu memerlukan asupan entah itu camilan, maupun minuman ringan yang tetap dapat menjaga stamina dan inspirasimu tetap bertahan di kepalamu.

Misalkan saja kopi, teh, atau bahkan jus. Pastikan kamu mendapatkan asupan gula yang cukup, karena kita membutuhkan cukup glukosa ketika sedang berpikir keras. Melakukan variasi pada jenis camilan dan cita rasa mungkin akan sedikit membantu.

3. Mengubah Suasana dan Lingkungan

Mungkin saja, sumber kejenuhan dan kebosanan kamu bukan terletak pada tulisan atau rutinitas anda. Melainkan, pada apa yang ada di sekeliling saat mengerjakan tulisan anda. Mengubah suasana dan lingkungan dalam menulis adalah satu cara yang tepat untuk mengatasi jenis kebosanan terhadap rutinitas.

Misalnya saja mengubah dekorasi, menata ulang perabot kerja, atau memberikan sentuhan baru pada tempat kerja anda. Sesekali pergilah ke luar, mencoba café yang tidak biasa, bahkan jika perlu mengungsi ke suatu tempat terpencil, asri, jauh dari gangguan tapi penuh dengan inspirasi. Sepertihalnya pedesaan, pinggir pantai, atau kawasan perkebunan bahkan pegunungan. Suasana dan lingkungan yang baru akan membawa serta gairah baru.

4. Berikan Penghargaan pada Diri Sendiri

Orang lain tidak akan repot-repot memberikan penghargaan pada kita sebelum tulisan kita benar-benar mencetak sebuah prestasi yang luar biasa. Tapi dalam setiap proses yang kita jalani, saya dan anda membutuhkan penghargaan untuk tetap bisa berjalan pada jalur yang benar. Lalu siapa yang akan memberikan apresiasi atau penghargaan tersebut?

Adalah kita sendiri.

Pasanglah sebuah target dalam menulis. Tidak melulu ketika tulisan telah berhasil di selesaikan. Bahkan, target untuk memulai satu bab, atau satu halaman pun sah-sah saja. Berikan apresiasi dan penghargaan pada diri jika berhasil memenuhi target tersebut dengan membeli beberapa camilan idaman, beberapa buku kesukaan, atau sekedar waktu luang untuk mengistirahatkan raga dan pikiran. Tidak hanya menghilangkan rasa bosan, apresiasi dan penghargaan dapat menjaga produktifitas menulismu.

5. Temukan Kembali Kejernihan Pikiran

Menggali ide tulisan, melakukan eksplorasi, hingga eksekusi membutuhkan kejernihan pikiran dan batin. Setiap orang menemukan ketenangan dan kejernihan pikirannya dengan jalan yang berbeda-beda. Jika saya, meluangkan waktu yang lebih untuk beribadan dan berdo’a kepada Tuhan adalah salah satu caranya.

Dengan beribadah, saya menemukan kembali ketenangan yang sungguh sulit untuk dijelaskan. Selain itu, saya juga mendapat sebuah sentuhan kenyamanan dan dukungan dari doa-doa yang saya panjatkan, mempercayai bahwa ada Tuhan di atas sana yang senantiasa mendengar setiap keluh kesah dan telah menjamin bahwa setiap usaha yang kita lakukan tidak akan pernah mengecewakan.

Bagi anda yang tidak bertuhan, anda bisa melakukan kegiatan lain yang menurut anda dapat menjernihkan pikiran dan batin. Seperti melakukan senam yoga, bermeditasi, atau bahkan hanya tidur di siang bolong.

6. Bernostalgia Dengan Tulisan Lama

Jika anda telah melahirkan beberapa karya buku, tulisan atau artikel, atau bahkan sekedar diary, maka melihat-lihat karya anda kembali dapat mengingatkan anda pada masa lalu, masa ketika anda memutuskan untuk terjun ke dunia kepenulisan. Mengingat kembali tujuan anda mulai menulis dapat memberikan gairah dan napas baru bagi perjuangan melawan kebosanan, sekaligus memberikan gambaran sejauh mana anda telah melangkah.

Mungkin anda akan merasa muak atau malu dengan tulisan yang pernah anda buat. Tapi dari situlah justru anda akan tahu, bahwa anda sekarang dan di masa lalu begitu berbeda. Telah banyak langkah yang anda tempuh, perbedaan yang anda buat, serta masalah dan tantangan yang anda hadapi. Tapi anda memutuskan untuk tidak menyerah, sebagaimana anda dapat melawan kebosanan dan kejenuhan yang saat ini tengah menyerang.

7. Cukup Lupakan

Jika tidak satupun cara di atas dapat mengusir kebosanan dan mengembalikan mood anda dalam menulis, maka satu hal yang bisa saya katakana adalah, cukup lupakan! Anda butuh hiburan. Pergilah ke bioskop, menonton film, menghadiri acara komunitas, berbincang, berteman, menikmati waktu luang, dan mengambil jeda dari semua rutinitas harian yang menurut anda membosankan.

Tentunya, anda harus memasang target kapan harus benar-benar kembali pada rutininas harian anda. Jika anda sedang mengerjakan tulisan ringan, maka satu dua hari cukup bagi anda untuk beristirahat. Jika apa yang anda kerjakan adalah sesuatu yang besar, sekaligus menjenuhkan, anda bisa mengambil bahkan sepekan untuk jalan-jalan, menikmati hidup dan buah kerja keras yang telah anda hasilkan dan kini sukses membuat anda merasa kebosanan.


Pada akhirnya rasa bosan, kejenuhan, writers block atau apapun istilahnya terkadang merupakan satu bentuk perlawanan terhadap rutinitas. Akan tetapi, bukan berarti kita harus menghindari rutinitas tersebut dan menghentikan produktivitas yang kita miliki dalam menulis. Ada banyak sekali jenis variasi kegiatan yang bisa kita kombinasikan demi menjaga mood baik untuk tetap bisa tetap produktif dalam menulis. *) Postingan ini merupakan postingan kondisional, artinya dapat berubah dan bahkan bertambah seiring dengan inspirasi dan cara baru yang saya dapat untuk mengatasi rasa bosan saat menulis.

Ilustrasi bored child diambil dan disunting dari telegraph.co.uk

Written by Kreta Amura
Ada banyak keajaiban yang tercipta dari kesendirian seorang insan. Bayangkan, apa yang bisa dicapai umat manusia dengan suatu kebersamaan? Profile

3 Replies to “7 Cara Mengatasi Rasa Bosan Saat Menulis”

  1. Patut dicoba nih, tipsnya. Sering banget merasa sulit buat menulis.
    Sadar diri, kayaknya masih kurang niat. Kalau udah niat, biasanya dalam sejam nggak kerasa kalau sudah berparagraf kalimat yang ditulis.

  2. sumpah aku sekarang ada di fase sebosan ini bingun mau mulai nulis dari sudut mana supaya dapat feelnya

Leave a Reply to Ridwansyah penulis Garut Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *